Selasa, 17 Mei 2011

TULISAN BAHASA INDONESIA (SOFTSKILL) "ABSTRAK"

Nama     : Faddly Akbar El Muhammady
Nmp       : 10208468
Kelas     : 3EA10
 
ABSTRAK
Pengertian Abstrak
Definisi abstrak adalah representasi dari isi dokumen yang singkat dan tepat. Abstrak merupakan bentuk ringkas dari isi suatu dokumen yang terdiri atas bagian-bagian penting dari suatu tulisan, dan mendeskripsikan isi dan cakupan dari tulisanAbstrak berfungsi untuk menjelaskan secara singkat kepada pembaca tentang apa yang terdapat dalam suatu tulisan. Pada umumnya abstrak diletakkan pada bagian awal sebelum bab-bab penguraian. Menurut sifatnya, abstrak dapat dibagi menjadi abstrak yang bersifat deskriptif yang dalam Bahasa Inggris disebut Abstract dan abstrak yang bersifat informatif. Abstrak informatif terbagi menjadi ringkasan (precise) dan ikhtisar (summary). Dalam tulisan ilmiah yang disusun untuk memperoleh gelar lewat penelitian seperti skripsi, tesis dan disertasi, umumnya jenis abstrak yang digunakan adalah yang berwujud ringkasan, sedangkan ikhtisar lebih banyak digunakan pada tulisan ilmiah yang diterbitkan dalam bentuk buku.
 
Secara klasik dibedakan dua jenis abtraksi.
  1. Abstraksi total. Ini merupakan abstraksi yang universal dari yang partikular. Misalnya, abstraksi konsep universal “manusia” dari manusia khusus. Disebut total karena hasilnya selalu merupakan suatu keseluruhan, yakni suatu gabungan atau campuran yang terjadi karena suatu subyek dan suatu “bentuk”. Misalnya, manusia adalah suatu subyek yang mempunyai kodrat manusiawi.
  2. Abstraksi formal. Ini merupakan abstraksi “bentuk” dari subyek. Misalnya, abstraksi “kemanusiaan” dari manusia-manusia konkret atau gerak dari benda-benda yang bergerak.

 Contoh Abstrak
                               ABSTRAK
Sebagai bagian dari kehidupan masyarakat dunia, masalah pengungsian adalah sebuah tantangan yang harus dihadapi bersama. Banyak upaya yang dilakukan untuk meredam berbagai konflik yang timbul dari fakta ini. Berbagai pihak baik secara nasional maupun internasional dengan beragam program dan agenda diupayakan untuk penanganan masalah pengungsian. Begitupun dari pihak akademisi, selalu hadir dengan beragam tulisan yang menyoroti masalah ini dari berbagai sudut pandang. PEREMPUAN PENGUNGSI (Suatu Refleksi
Teologis Terhadap Integrasi Perempuan Pengungsi Dalam Masyarakat Lokal Tuapukan) adalah salah satunya. Maksud dari karya tulis ini adalah menyoroti persoalan perempuan pengungsi dari kacamata teologi, khususnya upaya integrasi pengungsi dalam masyarakat lokal Tuapukan. Karena itu pembahasannya tidak difokuskan untuk membahas tentang pengungsian secara umum tetapi lebih pada aspek peran perempuan dalam proses integrasinya. Berada di tempat pengungsian menandakan suatu permulaan
hidup yang baru. Perempuan pengungsi harus memulai segalanya lagi dari nol dan itu menjadi satu bagian persoalan. Dan persoalan perempuan, ternyata sering lalu menjadi hal yang dengan mudahnya
begitu saja dilupakan. Apapun akar permasalahan konflik yang berujung pada pengungsian, semuanya hanya melahirkan kegetiran. Persoalan perempuan di daerah konflik amat pelik. Persoalan-persoalan
yang dihadapi bukan persoalan-persoalan satu dimensi saja tetapi dilihat secara multi dimensi mulai dari negara, domestik, kemiskinan hingga adat yang mengungkung mereka. Perempuan yang berada di
tengah-tengah pengungsian tidak pernah terlepas dari persoalanpersoalan, dimana kekerasan baik secara fisik, psikologi, ekonomi tidak dapat dihindari. Penanganan masalah pengungsi yang ada belum terlalu
menyentuh hingga persoalan perempuan, kerap kali penanganan perempuan pengungsi masih terganjal dengan keterbatasan anggaran dan juga pemahaman yang belum terlalu memadai guna menghasilkan program-program yang tepat bagi perempuan. Walaupun kondisi pengungsian demikian tidak menghalangi perempuan untuk bangkit kembali dari ketertindasan dan membangun hidupnya; hidup anak-anak dan keberlangsungan keluarganya. Inisiatif yang diambil dan integrasi yang dibangun perlahan-lahan memulihkan kehidupan mereka di kamp pengungsian. Dalam dunia Perjanjian Lama, sejarah perjalanan bangsa Israel memasuki tanah Kanaan menggambarkan kekerasan dan penidasa yang tidak jauh berbeda dengan sejarah panjang Timor-Timur untuk menuju sebuah kemerdekaan yang berimplikasi pada pengungsian besar-besaran ke Timor Barat. Di sisi yang lain kisah Rut dan Naomi menjadi refleksi sebuah kehidupan yang dipenuhi dengan persoalanpersoalan. Peranan yang dimainkan untuk sebuah proses pemulihan berimplikasi pada proses pembauran kembali ke dalam komunitas orang-orang Betlehem. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses integrasi yang diperankan perempuan pengungsi merupakan salah satu solusi yang dapat dipakai dalam upaya penyelesaian masalah pengungsian. Di sisi lain mengingatkan kita bahwa penanganan masalah pengungsian tidak terlepas dari persoalan-persoalan perempuan pengungsi yang kerap kali terlupakan oleh kita. Kekuatan-kekuatan yang digambarkan perempuan pengungsi membuka mata kita untuk tidak melihat perempuan sebagai ‘yang lemah’ atau ‘yang kedua’ tetapi lebih sebagai manusia yang serupa
dan segambar dengan Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar